Posts

Kualitas Udara

Setiap orang butuh udara bersih, namun sejumlah penelitian menyebutkan udara di laboratorium kurang sehat bagi manusia yang ada di dalamnya. Kualitas udara di laboratorium sangat memperihatinkan, karena kita saban hari bergelut dengan berbagai bahan kimia.

Udara kotor yang masuk ke paru-paru efeknya akan terasa secara langsung ataupun jangka panjang. Dampak yang paling nyata adalah mengalami ISPA (infeksi saluran pernafasan atas) baik itu batuk, pilek, astma maupun penyakit radang lainnya termasuk yang bersifat kronis yang mengarah pada penyakit mematikan seperti kangker paru-paru.

Pemerintah juga menegaskan melalui Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia (Permenkes RI) nomor 1077/menkes/per/v/2011 tentang Pedoman Penyehatan Udara dalam Ruang Rumah, yaitu penyehatan udara berdasarkan kualitas fisik (partikulat, suhu udara),  kualitas kimia (cemaran bahan kimia), serta kualitas biologi (bakteri dan jamur)

Peranan sistem tata udara baik di luar (outdoor) maupun di dalam ruangan (Indoor) sangat penting demi menjaga kesehatan bersama, terutama dalam menghadapi tata kehidupan baru di era pandemi ini.

Sebagaimana kita ketahui bersama, seluruh dunia khususnya Indonesia mengalami krisis kesehatan akibat paparan virus Covid-19. Virus ini menyebar di udara sangat cepat dan mempengaruhi kesehatan manusia. Merupakan PR yang yang harus dikerjakan pemerintah dalam menangani kasus ini, tetapi bukan berarti kita lepas tangan kita musti membantu pemerintah dalam menanggulangi pandemi ini, dengan menjaga kualitas udara agar sehat sepanjang masa.

Mengutip UCAR Center for Science Education, kualitas udara atau air quality merupakan kadar kandungan udara berdasarkan konsentrasi polutan di lokasi tertentu. Kualitas udara ini disesuaikan dengan Indeks Kualitas Udara atau Air Quality Index (AQI).

Laboratorium kimia adalah tempat melakukan berbagai eksperimen kimia yang melibatkan bahan-bahan kimia berbahaya atau tidak berbahaya.

Sebuah laboratorium bisa mendapatkan predikat laboratorium yang aman dan sehat, jika sebuah laboratorium mengikuti sistem manajemen mutu antara lain SNI ISO IEC 17025:2008, laboratorium harus memenuhi persyaratan baik persyaratan manajemen maupun persyaratan teknis terkait dengan fasilitas sarana/prasarana baik secara fisik, proses dan jasa pendukung serta lingkungan kerja.

Ventilasi Exhaust Fan

Salah satu sarana yang harus tersedia di dalam laboratorium adalah adanya ventilasi Exhaust Fan, fungsinya seperti jendela dan pintu untuk mengatur sirkulasi udara, hanya saja jendela dan pintu kurang efektif dalam mengontrol kualitas udara.

Ventilasi didesain khusus seperti yang diterapkan di gedung hotel atau rumah sakit. Desain ventilasi berupa Exhaust Fan (termasuk AC) yang bersifat central agar penanganan udara lebih terkontrol.

Exhaust Fan biasanya ditempatkan di gedung perkantoran atau perumahan, diletakkan di tempat yang biasanya lembab dan bau misalnya dapur dan kamar mandi.

Untuk laboratorium kimia, Exhaust Fan berperan penting dalam menjaga kualitas udara, karena di laboratorium kimia dipenuhi oleh zat-zat kimia berbahaya bagi kesehatan manusia, apalagi kita memasuki era pandemi dimana virus banyak bertebaran di mana-mana terutama virus covid 19.Ada berbagai desain Exhaust Fan yang bisa direkomendasikan untuk pabrik ataupun laboratorium, seperti salah satu projek dari Kontraktor HVAC (lihat Lampiran, halaman 7) yaitu alat Exhauts Air System.